Mahasiswa PMM Inbound Universitas PGRI Madiun berdiskusi dan mengenal Produksi Batik Ciprat karya warga Tuna Grahita bersama Bapak Eko Mulyadi di Kampung karangpatihan Ponorogo. 

Jumat, 24 Desember 2021. Mahasiswa PMM pada kegiatan Modul Nusantara pada hari ini tanggal 19 Desember 2021 sedang melaksanakan kegietan kebhinekaan 7. Kunjungan luring ke kampung karangpatihan Ponorogo bersama dosen pembimbing : Ibu Maya Kratika Sari, dan mentor : Binti Isticomah. Dalam kesempatan hari ini mahasiswa berdiskusi dengan kepala desa Karangpatihan tentang pemberdayaan masyarakat Tuna Grahita yang ada di kampung karangpatihan.

Bapak Eko Mulyadi selaku kepala desa menuturkan bahwa : dulu masyarakat di desa saya sebagian besar mengalami gangguan kesehatan, dan banyak yang mengalami tunagrahita, namun kami selaku pemerintah desa berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada mereka, dan memberikan pelatihan-pelatihan bagi mereka untuk menambah penghasilan keseharian mereka. Masyarakat tunagrahita sangat bersemangat sekali ketika diajak untuk membatik ciprat,  membuat kerajinan keset dan kebaya.

Walau cukup lama memberikan pelatihan pada mereka, tambahnya, namun saya senang ketika mereka dapat menghasilkan produk batik ciprat yang terkenal se Indonesia.

Abdul Mufli, mahasiswa asal Universitas Negeri Gorontalo sangat senang sekali dapat mengunjungi dan berdiskusi dengan bapak Eko Mulyadi sebagai salah satu penggagas pemberdayaan masyarakat tunagrahita dengan memproduksi batik ciprat. Bapak Eko adalah salah satu inspirasi bagi saya karena beliau dapat merubah image masyarakat luar tentang kampung karangpathan dan dapat mengangkat derajat warga kampung Karangpatihan.

Binti Isticomah, selaku mentor dari Universitas PGRI Madiun, merasa bangga dengan pemerintah desa Karangpatihan karena dapat meningkatkan perekonomian dan mengubah image Kampung karangpatihan, “saya warga ponorogo, sangat senang sekali dan bangga dengan Bapak Eko yang dapat merubah image masyarakat kampung karangpatihan menjadi lebih terhormat, tuturnya.

Meiske dari Universitas Patimura, menyatakan : saya senang sekali dengan motif batik cipratnya karena tidak semua motif sama satu sama lainnya, batik ciprat ini unik dan sangat bagus sekali. Selain bagus hasil batik cipratnya, masyarakat karangpatihan ikut melestarikan budaya dan memberikan sentuhan unik dan terbaru dalam karya batiknya yang tidak dapat dijumpai di daerah yang lain, tmbahnyaa

Unik, menarik dan perlu dilestarikan juga dikembangkan karya batik cipratnya, terimakasih Bapak Eko dan pemerintah desa telah memberdayakan masyarakat menjadi kampung yang terkenal dengan batik ciprat, ujar Dosen Pembimbing, Ibu Maya Kartika sari, M,Pd, semoga mahasiswa dapat mencontoh bapak Eko dalam memberdayakan dan melestarikan budaya daerah, dan dapat diaplikasikan di daerah amsing-masing, tambah nya.