Tim PKM-PM UNIPMA Kembangkan Kokedama Dari Serbuk Gergaji 

Kamis, 15 Juli 2021. Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu wujud dari hirilisasi hasil riset. Sinergisitas antara akademisi dan masyarakat sangat diperlukan sebagai bentuk iklim akademis. Salah satu program abdimas yang  telah dilakukan oleh tim PKMPM Universitas PGRI Madiun adalah pelatihan pembuatan Kokedama di Desa Setono kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 29-30 Juni 2021. Kegiatan ini dihadiri oleh karang taruna sejumlah 20 orang. Acara digelar terbatas dan mengikuti protokol kesehatan lengkap. Kegaitan ini di gawangi oleh Mila, Viken, Saristi dan Richa dengan multidisiplin ilmu yang berbeda. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan, sambutan dosen pendamping, sambutan ketua karang taruna, pelatihan, dikusi dan penutup.

Pelatihan ini digelar untuk meningkatkan skill masyarakat Desa Setono dalam mengisi waktu pembatasan akses selama Pandemi Covid19. Agribisnis tanaman hias sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu konsep smart garden adalah dapa dilakukan adalah pembuatan Kokedama. Produk Kokedama adalah seni tanaman hias dengan menggunakan lumut dan sabut kelapa. Tren tanaman hias menggunakan Kokedama saat ini sangat populer di tengah Pandemi. Salah satu komponen yang dapat digunakan sebagai bahan Kokedama adalah serbuk kayu dari limbah penggergajian kayu di Desa Setono.

Pelatihan Kokedama dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Karang taruna dibekali pengetahuan tentang tanaman hias, media tanam dan kokedama. Alat yang digunakan adalah pot dan gunting. Bahan yang digunakan adalah serbuk kayu, tanaman hias, media tanam, kain tile, serabut kelapa, benang, wol, hiasan (mata, kaki, tangan) dan tali kur.

Cara pembuatan Kokedama adalah menyiapkan pot sebagai cetakan, kemudian meletakkan kain tile. Mengisi kain tile dengan serbuk kayu, media tanam dan tanaman hias kemudian ditali pada keempat ujungnya. Membungkus dengan serabut kelapa sampai bentuknya bulat. Melilit bulatan dengan benang sampai rapat. Menali kokedama dengan benang wol dan merapikan. Memberi hiasan berupa mata, kaki, tangan dan tali kur.

“Kokedama selain berpotensi menjadi produk bernilai jual, saya berharap pelatihan ini  membawa suasana hati yang senang dan pikiran positif, sehingga meningkatkan sistem imun di masa pandemi” ungkap Linda Yuhanna selaku dosen pendamping PKMPM.

Kegiatan abdimas ini menghasilkan 20 model Kokedama buatan karang taruna Desa Setono. Kegiatan berjalan lancar, peserta sangat antusias dan mampu membuat Kokedama dengan baik. “Saya berharap pelatihan seperti ini, tetap ada walaupun di tengah pandemi” ungkap Rukmini.