Kisah Vera Dwi Agustin, Mahasiswa Manajemen UNIPMA Lolos PMM 3 di Universitas Muhammadiyah Pringsewu 

Vera Dwi Agustin, salah satu mahasiswa Universitas PGRI Madiun yang lolos Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 3 di Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Lampung. PMM merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.

Beragam cerita unik dan penuh makna terukir lewat pengalaman singkat Vera, membawa nama almamater Universitas PGRI Madiun untuk melihat Indonesia dari sudut pandang yang berbeda, memahami makna Kebhinekaan, toleransi, serta semangat untuk berbuat manfaat kepada masyarakat.

Hal ini dirasakan Vera yang terpilih mengikuti Program PMM di Lampung. Momen ini adalah kesempatan luar biasa dan menjadikan pintu gerbang untuk pertumbuhan diri. “Berinteraksi dengan mahasiswa dari beragam budaya di Nusantara telah membuka mata saya terhadap keanekaragaman Indonesia, khususnya Lampung”. Ujar Vera, Senin. 04/12/2023.

Lampung adalah gerbang pulau Sumatera yang memiliki keunikan yang sudah menjadi rahasia umum dimana penduduknya ternyata mayoritas adalah suku jawa. Terpilih menjadi wakil kepala suku merupakan hal yang tidak terpikirkan oleh Vera sebelumnya.

“Saya hanya bisa mengucap syukur Alhamdulillah dan berusaha mampu menjalankan amanah yang telah diberikan”. Ujar Vera. Setelah awal ia menginjakan kaki di tanah Lampung, ternyata kendaraan umum masih banyak ditemui. Namun, biaya dan ongkos lebih mahal di Lampung dibandingkan Madiun.

Berbeda dengan Madiun, di Pringsewu tidak ada lampu merah. Uniknya, rumah-rumah warga Lampung memiliki siger (Icon Lampung) pada bagian atap dan permainan layang-layang dijadikan festival. Ragam keunikan budaya itulah yang membuat ciri khas Lampung berbeda dengan provinsi lainnya.

Selain suku asli Lampung dan Jawa, Vera melaporkan di Pringsewu terdapat berberapa suku seperti Sunda, Bali dan Batak. Ragam suku ini terbukti bahwa masyarakat Pringsewu diisi oleh orang transmigrasi.

“Di kecamatan Pringsewu, lebih banyak suku Lampung tinggal di desa Margakaya.” Ujar singkat Vera saat diwawancarai. 

Selain dikenal sebagai provinsi transmigrasi, Lampung terkenal dengan Produk Tapis, sebuah kerajinan kain asli Lampung yang menjadi lambang status social anggota masyarakat dari kelompok. Uniknya, Kerajinan kain ini disulam menggunakan benang mas atau perak serta mayoritas yang membuat adalah ibu-ibu.

“Jejama Secancanan yang menjadi semboyan masyarakat Pringsewu dengan arti bersama-sama saling bergandeng tangan tentu akan saya jadikan sebuah tonggak harapan pada pengalaman berharga ini. Pengalaman mengikuti program PMM, berinteraksi dengan mahasiswa dari beragam budaya di nusantara  yang sudah membuka mata saya terhadap keanekaragaman Indonesia, khususnya Pringsewu-Lampung". Tutup Vera saat diwawancarai.