Pemberangkatan KKN 2015 

Salah satu program wajib bagi mahasiswa yang menempuh semester 8 adalah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau yang familiar disebut dengn KKN. Tahun 2015 ini, KKN IKIP PGRI MADIUN berlangsung kurang lebih selama 4 minggu, terhitung mulai tanggal 11 Mei 2015 sampai dengan 08 Juni 2015. KKN IKIP PGRI MADIUN dilaksanakan di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Magetan. Pelaksanaan di Kabupaten Madiun mencakup 2 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Pilangkenceng dan Kecamatan Gemarang, sedangkan di Kabupaten Ponorogo dilaksanakan di Kecamatan Badegan, Pulung, Slahung, Sooko, dan Jambon. KKN di Kabupaten Magetan hanya dilaksanakan di Desa Tinap yang terdiri dari 6 dusun. Mahasiswa peserta KKN sebanyak 1402 dibagi menjadi 77 kelompok. Program KKN ini dibagi menjadi 3 kelas, yaitu yang pertama kelas KKN Unggulan, kelas KKN Biasa dan kelas KKN Transfer. Tiap kelompok dalam kelas unggulan terdiri dari 15 mahasiswa, kelas biasa terdiri dari 18-19 mahasiswa sedangkan kelas transfer terdiri dari 25 mahasiswa.

Tiga kabupaten yang menjadi lokasi KKN IKIP PGRI MADIUN mempunyai pola perizinan yang berbeda. Pola ini menjadi salah satu kendala pelaksanaan KKN. Sehubungan dengan hal tersebut, Bapak Sanusi mengemukakan bahwa, “Salah satu masalahnya yaitu mengenai izin KKN, dimana setiap Kabupaten itu berbeda dan perizinan ini sudah kita urus sejak sebulan yang lalu dan kami berharap mahasiswa KKN ini bisa berhasil dengan baik menjalankan KKN dan bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang didapatkan dari kampus untuk diterapkan di masyarakat tempat mereka KKN”.

Rangkaian acara KKN IKIP PGRI Madiun diawali dengan pembekalan KKN. Pembekalan tersebut dilaksanakan Rabu, 6 Mei 2015 di Graha Cendekia. Tujuan dari pembekalan tersebut adalah mengenalkan visi dan misi KKN IKIP PGRI MADIUN serta menjelaskan hak dan kewajiban mahasiswa ketika mengabdi di desa masing-masing. Pembekalan KKN dilanjutkan dengan pembagian kelompok KKN. Mengenai pembagian kelompok Bapak Sanusi selaku ketua panitia KKN menjelaskan, “Kalau cara pembagian kelompok KKN ini untuk yang kelas unggulan dipilih berdasarkan IPK diatas 3,0 atau mempunyai prestasi yang diusulkan oleh prodi masing-masing, kemudian untuk kelas biasa itu ya mahasiswa yang nilai IPK-nya dibawah 3,0 sedangkan yang kelas transfer yaitu bapak atau ibu guru yang kuliah kembali dan untuk dosen pembina juga sudah dipilih secara selektif dan penentuan lokasi KKN ditentukan oleh rektorat”. Salah satu hal yang membedakan KKN kelompok unggulan dengan kelompok lainnya adalah adanya rumah pintar yang akan dijadikan Desa Binaan IKIP PGRI MADIUN.

Sabtu, 09 Mei 2015 evaluasi dari pembekalan KKN dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi ini adalah mengukur pengetahuan mahasiswa seputan KKN. Mengenai proses penilaian, Bapak Sanusi menjelaskan bahwa penilaian didasarkan pada pembekalan, dan pelaksanaan di lapangan. Nilai pelaksanaan di lapangan diberikan oleh Dosen Pembina Lapangan (DPL) melalui informasi yang diperoleh dari ketua kelompok KKN, perangkat desa, dan masyarakat sekitar tempat KKN. 

Rangkaian acara dilanjutkan pada Senin, 11 Mei 2015 dimana rombongan peserta KKN resmi diberangkatkan menuju lokasi tujuan diadakannya KKN. Upacara pemberangkatan tersebut dilakukan di halaman GOR Cendekia.  Melalui pembekalan  tersebut, Dr. H. Parji, M.Pd. berpesan mahasiswa harus dapat menjaga nama baik IKIP PGRI MADIUN di dalam proses pengabdian mereka melalui KKN. (Div. Humas-BKHK)