Presiden Mahasiswa dulu, Kepala Desa Termuda Hari ini 

Ari adalah salah satu Alumni program studi Pend. Bahasa Inggris Universitas PGRI Madiun yang pada bulan November kemarin terpilih menjadi Kepala Desa Kerik, Magetan Jawa Timur periode 2019-2025. Ari mengakui alasannya maju dalam pemilihan kepada desa yaitu atas dasar kegemarannya dalam dunia pemberdayaan masyarakat sejak duduk dibangku S1. Terbukti dari berbagai pengalamannya diorganisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai Presiden.

“Keinginan saya maju dipemilihan kades ini bermula dari kesenangan saya dalam berkontribusi dikegiatan pemberdayaan masyarakat ketika menempuh studi di S1. Proposal yang beberapa kali saya ajukan ke kemenristekdikti seringkali lolos. Saya aktif di berbagai kegiatan sosial, oleh karena itu saya berfikir bahwa ketika desa orang lain saja saya upayakan maju, kenapa tidak dengan desa saya sendiri. Harapannya adalah saya juga mampu berkontribusi dalam membangun kemajuan desa kelahiran saya. Hal itu menjadi landasan saya mencalonkan diri menjadi kepala desa”, tuturnya.

Ari mengaku bahwa lawannya dalam pemilihan kades ini tidaklah mudah yaitu ibu kades yang telah menjabat selama 12 tahun, tentunya masyarakat lebih tau portofolio beliau dari pada saya. “Hal yang membuat saya unggul dari lawan adalah semangat dorongan masyarakat yang menginginkan sebuah gebrakan dan inovasi dalam pembangunan desa ini. Kepala desa sebelumnya sudah baik dalam mengemban amanah, namun masyarakat menginginkan hal yang lebih baik dan perubahan yang lebih nyata. Masyarakat berpikir bahwa desa yang dipimpin oleh pemuda, tentunya akan mempunyai gagasan baru”, ucapnya.

Hal yang akan dilakukan Ari setelah dilantik menjadi kepala desa adalah sentuhan baru dalam pemberdayaan masyarakat dan seni budaya yang kurang mendapatkan perhatian. Kedepan Ari berkomitmen untuk memberikan perhatian yang lebih pada potensi-potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam di desa yang seharusnya bisa dioptimalkan. Selain itu ia berencana membuat RTH (Ruang Terbuka Hijau) supaya dapat menjadi pusat interaksi masyarakat. Sisi seni budaya yang akan didorong yaitu dari segi pelestariannya, yaitu antara lain seni reog, karawitan, kledek/bersih desa adalah budaya peninggalan yang harus dilestarikan.

Dalam hal ini, Ari perlu diacungi jempol dan mendaptkan apresiasi karena Ari berupaya menjalankan dua peran yang berbeda dan di tempat dengan jarak yang tidak dekat pula. Ari harus menjalankan perannya sebagai mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta dan sebagai Kepala Desa Kerik. “Membagi waktu antara amanah dan pendidikan sudah menjadi konsekuensi bagi saya, saya akan memberikan 100% usaha dan kemampuan saya pada desa dan 100% pada pendidikan, karena keduanya saling menopang dan semuanya adalah hal yang penting” ungkap pria berkacamata ini.

Hal yang membuat Ari percaya diri dan yakin akan kemampuan dirinya yaitu karena Ari sudah dituntut berjuang dan mandiri sejak duduk dibangku sekolah dasar. “Sejak kecil saya dibesarkan di pondok, dimana saya dituntut untuk mandiri dan menguasai banyak bahasa terutama bahasa Inggris dan bahasa Arab. Ketika S1 saya diberi amanah untuk menjadi ketua BEM yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Setelah S1 saya juga pernah berjuang mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri. Namun karena Allah berkehendak lain, maka saya memilih dorongan masyarakat untuk berjuang dalam pemilihan kepada desa. Perjuangan menjadi kepala desa juga tidak mudah, karena latar belatang politik ketika di S1 dan dimasyarakat tentu sangat berbeda, saya harus belajar banyak, saya harus memperkenalkan diri saya ke masyarakat dari pintu ke pintu dan merangkul masyarakat dari berbagai latar belakang”.

Hal yang menjadikan Ari bersemangat dalam hidup ini adalah rasa pasrah, menyerahkan diri kepada Allah, karena ketika pasrah, kemudian akan merasa ringan dan tidak punya beban, karena semua apa yang terjadi tentu sudah menjadi kehendakNya, sudah diatur sedemikian baik olehNya, tetapi kita tetap berusaha, karena ketika banyak meminta tapi banyak berdoa akan membuat hidup menjadi berat, karena Allah lebih tau yang terbaik, disitulah nikmat menysukuri nikmat dari Allah. Selain itu saya juga berpedoman menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, bagi keluarga, agama dan masyarakat, sehingga dari situlah tercipta semangat yang tak pernah padam dalam berjuang untuk kemajuan bangsa.